Salute for Dokter

Ketika saya membuka FB, saya teringat oleh sebuah notes yang dikirimkan oleh salah satu teman saya NUA. Dalam notes ini diceritakan tentang seorang dokter yang mendedikasikan dirinya. Sya bersemangat setelah membaca notes ini, semoga kalian juga semangat setelah membaca notes ini :)

"saya tergerak untuk menge-share tulisan ini,,,(jujur ini bukanlah tulisan saya),,,,saya berharap siapapun yang membaca dapat terinspirasi....Bismillah.

dokter,, dengan kedudukannya menjadi orang yang menanggung beban lebih berat dari orang-orang lain.
dia mendengar begitu banyak rahasia kehidupan manusia yang tidak dapat diceritakannya pada siapa pun, bahkan tidak juga pada buku hariannya yang bisu.
setiap saat dari hidupnya, dia harus selalu siap untuk menghadapi kesusahan orang lain.
dan memang cuma kesusahan-kesusahan saja yang dibawa orang kepadanya.
orang yang menang lotere atau mau mengumumkan pertunangannya atau baru mendapat anak atau baru lulus ujian, tentu tidak akan mengetuk pintunya.
tapi orang yang jadi sinting lantaran kalah taruhan atau mandul atau tidak lulus-lulus ujian sehingga jadi gila atau miskin dan karenanya semua anak-anaknya jatuh sakit kekurangan makan,mereka itulah yang datang membungku-bungkuk mohon pertolongan.
yang kaya dengan membanggakan dompet-sanggup-bayar-berapa-saja.
yang miskin, dengan muka pucat takut dihardik, sebab tidak mampu bayar.
sampai akhir hidupnya sendiri, serang dokter harus selalu menyaksikan bagaimana akhir hidup orang-orang lain, bagaimana pula kepiluan sanak keluarga yang ditinggalkan, dan bagaimana dia akan selalu berharap, mengapa tidak ada sesuatu yang dapat kuperbuat yang lebih baik dari ini, tanpa berpikir bahwa semua kehidupan harus berakhir.
dokter hanya manusia yang banyak kesepian.
dia tahu rahasia hidup seperti penyair-penyair, akan tetapi tidak begitu beruntung seperti mareka yang dapat menuangkannya pda sajak-sajaknya yang masih akan dibaca orang seribu tahun kemudian.
dokter mempunyai sama banyak isi hati seperti setiap pengarang manapun, akan tetapi dia hanya bungkam seumur hidup.
dokter tidak imun terhadap kesusahan dan penderitaan, persis sama seperti manusia manapun di dunia ini. di samping itu dia masih dibebani kesusahan-kesusahan orang lain yang mesti didengarkannya dengan penuh simpatik dan mencoba menyelesaikannya, seperti kalau itu kesusahannya sendiri

-Marga T, KARMILA-

two thumbs up for all doctors,,,"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masuk PPDS? Siapa takut.. :)

Let me introduce myself :)

Dilema Kawat Gigi